Wanita

Perlukah Rambut Organ Intim Dicukur? Ketahui Risikonya Dahulu

Ada risiko dibalik mencukur rambut organ intim, bagaimana cara yang benar?

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi Miss V - (Shutetrstock)
Ilustrasi Miss V - (Shutetrstock)

Himedik.com - Beberapa orang memilih untuk mencukur rambut organ intim karena merasa risih.

Rambut organ intim bersifat melindungi, rambut ini menghalangi benda asing, bakteri, kotoran patogen, dan kuman memasuki area vagina yang sensitif.

Ini dapat meminimalkan risiko berbagai infeksi dan mencegah gesekan saat berhubungan intim dan cedera setelahnya. Secara keseluruhan, rambut kemaluan memenuhi fungsi penting bagi tubuh kita.

Tetapi kebanyakan orang menghilangkannya, baik dengan mencukur, waxing atau perawatan laser.

Sebuah studi sampel terhadap 1.000 anak muda Jerman berusia antara 20 dan 35 tahun menemukan, 67% wanita yang menghilangkan semua rambut kemaluan mereka, dan 33% mencukur sebagian.

Sedangkan untuk pria, 50% menghilangkan semua rambut kemaluan mereka dan 39% sebagian.

Padahal, melansir DW.com, sebuah studi baru dari California menemukan perempuan yang mencukur rambut kemaluan mereka secara teratur memiliki risiko lebih tinggi tertular herpes genital, genital wart atau papillomavirus.

"Kami tahu bahwa human papillomaviruses, virus yang dapat menyebabkan kutil di area genital, semakin sering terjadi," kata ahli dermatologi Profesor Norbert Brockmeyer.

"Dengan menghilangkan rambut kemaluan, papillomavirus yang telah menetap di sana lebih mudah menyebar. Ini terutama berlaku untuk tulang kemaluan, di mana kutil sering terbentuk di seluruh permukaan tulang kemaluan," lanjut Brockmeyer.

Bahaya terbesar saat mencabut rambut kemaluan adalah kemungkinan tersayatnya kulit oleh pisau cukur.

Ketika mencabut rambut dari akar, peradangan dapat terjadi. Rambut baru dapat tumbuh di tempatnya, yang tidak muncul dari kulit, tetapi tumbuh ke arah yang salah, ke dalam.

Rambut kemudian sering terus tumbuh di bawah kulit. Tubuh bereaksi terhadap hal ini dengan meradangnya kulit, yang dalam kasus terburuk dapat berkembang menjadi furunkel bernanah.

"Fakta bahwa rambut itu tidak ada bukanlah masalah besar, tetapi penghilangan rambutnya itu (masalah besar)," kata Brockmeyer.

"Patogen dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan nanah. Mereka sering terjadi di poros rambut sendiri, yaitu di mana rambut muncul dari kulit. Jerawat dapat terbentuk dan meradang dengan nanah di folikel rambut," tandasnya.

Tetapi bukan berarti Anda tidak boleh mencukurnya. Hal yang perlu dilakukan adalah hati-hati dan tidak menghilangkan keseluruhannya.

"Kemudian oleskan krim ke kulit agar tidak kering. Anda juga harus menunggu satu atau dua hari setelah mencukur area kemaluan Anda sebelum melakukan hubungan seksual lagi," saran Brockmeyer.

Berita Terkait

Berita Terkini