Wanita

Berat Badan Cinta Penelope Turun karena Kanker, Apa Pemicu Utamanya?

Cinta Penelope makin kurus selama menderita kanker 11 bulan, cari tahu cara penyakit ini memengaruhi berat badan.

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Cinta Penelope. (Sumarni/Suara.com)
Cinta Penelope. (Sumarni/Suara.com)

Himedik.com - Cinta Penelope akhirnya memberi kabar bahwa kondisinya semakin membaik setelah 11 bulan menderita kanker. Selama hampir setahun itu, Cinta Penelope menjalani pengobatan kanker hingga tubuhnya juga lebih kurus.

Artis 35 tahun ini mengaku berat badannya semakin turun ketika menderita kanker yang tak pernah disebutkannya. Meski begitu, ia tetap bersyukur masih bisa beraktivitas seperti orang biasa.

"Alhamdulillah baik (kondisinya), alhamdulillah diberi kesehatan hingga bulan ke-11 aku (sakit kanker). Walaupun terlihat lebih kurus, insyaallah sehat, alhamdulillah masih bisa jalan ya, masih bisa beraktivitas," ungkap Cinta Penelope, saat dijumpai di kawasan Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini dilansir dari Suara.com.

Melansir dari Cancer Care, kebanyakan orang yang menderita kanker akan mengalami perubahan berat badan, kehilangan otot dan kelelahan di beberapa titik perawatannya.

Salah satu penyebabnya adalah kanker yang dideritanya itu sendiri. Misalnya, dalam upaya melawan kanker, tubuh memproduksi zat sitokin.

Cinta Penelope [Revi C Rantung/Suara.com]
Cinta Penelope [Revi C Rantung/Suara.com]

Zat sitokin ini bisa menyebabkan penurunan berat badan, otot dan nafsu makan. Penyebab umum penurunan berat badan lainnya adalah pengobatan kanker.

Radiasi dan kemoterapi yang sering menyebabkan penurunan nafsu makan. Pengobatan ini juga menyebabkan efek samping seperti mual, muntah dan sariawan yang memengaruhi nafsu makan penderita.

Pada akhirnya, nafsu makan yang menurun akan memengaruhi berat badan dan otot. Kelelahan juga termasuk faktor, karena penurunan dalam olahraga dan aktivitas fisik lainnya.

Hal itu terjadi ketika penderita merasa tidak nyaman dapat menyebabkan hilangnya otot. Karena itu, penderita juga membutuhkan obat-obatan yang meningkatkan nafsu makan sehingga perlu konsultasi terhadap tim medis.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat nafsu makan dan energi juga dipengaruhi oleh rasa sakit, kecemasan dan depresi.

Berita Terkait

Berita Terkini