Wanita

Viral Kisah Layangan Putus, Ada 4 Faktor Perselingkuhan Menurut Psikolog

Psikolog menjelaskan, salah satu faktornya adalah semakin mudahnya akses kesempatan untuk melakukan perselingkuhan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi pria selingkuh. (Pixabay/Tumisu)
Ilustrasi pria selingkuh. (Pixabay/Tumisu)

Himedik.com - Kisah Layangan Putus tengah viral di media sosial. Kisah ini berasal dari unggahan pengguna Facebook bernama Mommi_ASF.

Kisah ini menceritakan kisah permasalahan rumah tangga yang diduga dialami oleh Mommi_ASF sendiri.

Ia menceritakan bagaimana rumah tangganya yang sudah dibangun selama 8 tahun runtuh setelah sang suami secara diam-diam diketahui telah menjalin kasih dengan perempuan lain.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai karena sang istri tidak sanggup jika harus menjalani poligami.

"Pun selama setahun setengah menjalani poligami, yang aku rasakan memang kakiku sudah sakit sebelah. Ibarat dalam sisi medis, saran terbaiknya adalah mengamputasi kaki yang sudah luka dan membusuk, sebelum menjalar menyakiti organ lainnya," tulisnya.

Ilustrasi pasangan yang selingkuh. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan yang selingkuh. (Shutterstock)

Kisah ini pun langsung menyita perhatian warganet, bahkan sampai menjadi trending topic di Twitter.

Dalam cerita Mommi ASF tersebut, diketahui juga bahwa sang suami diduga telah bersama dengan perempuan lain saat rumah tangga mereka dalam kondisi baik-baik saja.

Berkaca dari kisah ini, tentu kita sadar bahwa perselingkuhan adalah hal yang cukup umum terjadi di masyarakat.

Seorang psikolog klinis kenamaan, Kasandra Putranto, pun menjelaskan kepada Suara.com bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni :

Ilustrasi suami selingkuh. (Shutterstock)
Ilustrasi suami selingkuh. (Shutterstock)

1. Pelaku selingkuh memiliki kebutuhan lebih besar dari yang bisa dipenuhi pasangannya.

2. Karena ada orang ketiga yang mau memenuhi kebutuhan dari pelaku perselingkuhan.

3. Karena situasi dan kondisi serta teknologi informasi yang sedemikian maju sehingga memudahkan akses atau kesempatan untuk melakukan perselingkuhan.

4. Bukan alasan namun ini seringkali terjadi, yaitu ketika pasangan dari pelaku perselingkuhan tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa ada hal yang kurang, yang tidak dipenuhi olehnya sehingga menganggap hubungannya baik-baik saja.

Kasandra pun menambahkan, korban perselingkuhan memang sangat membutuhkan kekuatan untuk menghadapi permasalahan seperti ini. "Kunci utama dari sebuah kondisi pasca perselingkuhan adalah forgive and forget," jelasnya saat dihubungi Suara.com, Selasa (05/11/2019).

Berita Terkait

Berita Terkini