Wanita

Menyusui saat Hamil Memang Aman, Tapi Tetap Harus Waspadai Hal Ini

Bagi beberapa wanita dengan kondisi tertentu, menyusui saat hamil dapat menimbulkan risiko.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah

Ilsutrasi menyusui bayi - (Shutterstock)
Ilsutrasi menyusui bayi - (Shutterstock)

Himedik.com - Menyusui selama hamil biasanya aman-aman saja. Namun, sebenarnya tetap masih ada kemungkinan adanya perubahan pada beberapa perempuan.

Melansir Insider, berikut kemungkinan perubahan yang terjadi selama menyusui saat hamil.

1. ASI tidak terasa manis

Tubuh bakal tetap memproduksi ASI selama hamil tapi rasanya tidak akan semanis sebelumnya. Konsultan laktasi dari Rockville, Maryland, Lynnette Hafken mengatakan, pada masa ini tubuh membuat zat kolostrum yang mengubah komposisi dan rasa susu, 

Kolostrum adalah cairan kekuningan, yakni susu yang diproduksi payudara menjelang akhir kehamilan dan tepat setelah melahirkan.

Ini kaya bakal vitamin, mineral dan mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi baru lahir. Namun, itu juga memiliki lebih sedikit laktosa dan cenderung hambar.

Oleh karena itu, kalau Anda masih menyusui bayi yang lebih tua, mungkin secara alami mereka akan menyapih atau menyusu lebih sedikit karena ASI tidak lagi semanis.

Ilustrasi ibu menyusui. (pexels)
Ilustrasi ibu menyusui. (pexels)

2. Menghasilkan ASI lebih sedikit

Ketika hamil, tubuh akan menghasilkan lebih sedikit ASI karena bakal mencurahkan nutrisi dan sumber daya lain untuk janin yang sedang tumbuh.

Seberapa banyak ASI yang akan dihasilkan tergantung pada banyak faktor. Hal tersebut seperti seberapa sering Anda menyusui sebelumnya, kapasitas penyimpanan ASI, dan fungsi jaringan kelenjar Anda.

Kolostrum umumnya diproduksi dalam jumlah sedikit sehari. Jadi jika ASI yang keluar dirasa sedikit, Hafken menyarankan untuk melengkapi kebutuhan bayi yang lebih tua dengan susu formula.

Beberapa perempuan juga mungkin merasa menyusui saat hamil menjadi tak nyaman karena kadar estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama kehamilan dapat membuat puting mereka sakit.

Ilustrasi ibu Menyusui. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu Menyusui. (Shutterstock)

3. Risiko menyusui saat hamil

Walau aman, Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang kemungkinan menyusui saat hamil.

Salah satu risikonya adalah anemia. Seorang perawat di Hershey, Pennsylvania, mengatakan kondisi itu bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan kurang.

Anda dapat mengatasinya dengan mengatur pola makan kaya zat besi dan suplemen zat besi sepanjang kehamilan.

Menyusui juga mungkin tak disarankan bagi perempuan yang berisiko melahirkan prematur. Ini karena stimulasi puting menyebabkan pelepasan hormon oksitosin yang juga menyebabkan kontraksi rahim.

Hafken menegaskan, kalau seorang ibu berisiko persalinan prematur, ia tak boleh menyusui saat hamil sampai bayi mencapai usia kehamilan setidaknya 37 minggu.

Berita Terkait

Berita Terkini