Wanita

Hamil setelah Preeklamsia Bisa Berisiko Kelahiran Prematur, Ini Alasannya!

Wanita yang mengalami preeklamsia perlu menunggu hingga 18 bulan untuk pemulihan sebelum hamil lagi.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)
ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Irish Bella akhirnya hamil anak kedua setelah kehilangan dua anak kembarnya karena preeklamsia pada Oktober 2019 lalu.

Preeklamsia adalah kondisi ketika tekanan darah ibu hamil tinggi dan ada protein di dalam urine selama kehamilan. Kondisi ini rentan terjadi di usia kehamilan setelah 20 minggu.

Preeklamsia bisa terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plasenta sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi maupun ibu. Kondisi ini juga bisa menyebabkan perkembangan rahim lebih lambat, berat badan bayi lahir rendah, kelahiran prematur hingga kelahiran mati.

Seperti yang Anda ketahui, wanita yang mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya masih bisa hamil lagi. Tetapi, wanita perlu menunggu hingga 18 bulan untuk pemulihan sebelum hamil lagi.

Karena, hamil lagi sebelum 18 bulan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Kondisi ini bisa menempatkan bayi pada berbagai masalah kesehatan.

Sebenarnya dilansir oleh Marchofdimes.org, para ahli kurang tahu pengaruh kehamilan terlalu cepat setelah preeklamsia bisa menyebabkan kelahiran prematur dan masalah kesehatan lain.

Tetapi, waktu 18 bulan mungkin dibutuhkan untuk beberapa alasan berikut ini:

Ilustrasi kehamilan. (Shuterstock)
Ilustrasi kehamilan. (Shuterstock)

1. Meningkatkan suplai nutrisi, seperti asam folat

Jika tubuh tidak memiliki nutrisi yang cukup dan Anda hamil terlalu cepat, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan anak.

Salah satu nutrisi yang perlu diperhatikan adalah asam folat, yang dibutuhkan setiap sel dalam tubuh Anda untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.

Asupan asam folat yang cukup bisa membantu mengurangi kemungkinan bayi mengalami cacat lahir di otak dan tulang belakang. Jika tidak, bayi lebih berisiko lahir prematur dan berat badan lahir rendah.

2. Sembuh dari infeksi dan peradangan

Infeksi selama kehamilan dapat menyebabkan peradangan (kemerahan dan pembengkakan) di tubuh, seperti rahim. Peradangan ini bisa menyebabkan ketuban pecah dini yang disebut PPROM, sehingga menyebabkan kelahiran prematur.

3. Mempersiapkan jalur lahir

Beberapa ahli berpendapat mikrobioma dalam vagina wanita mungkin berperan dalam kelahiran prematur. Bahkan mikrobioma vagina wanita yang melahirkan bayi prematur mungkin berbeda dengan wanita yang melahirkan bayi setelah 37 minggu kehamilan.

Mikrobioma ini membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk kembali semula sebelum kehamilan berikutnya. Karena itu, hamil terlalu cepat bisa menyebabkan masalah kehamilan berikutnya, salah satunya lahir prematur.

Berita Terkait

Berita Terkini