Wanita

Bahaya! Stop Strereotip Negatif pada Wanita Hamil di Tempat Kerja

Secara tidak langsung, stereotip negatif tentang wanita hamil di lingkungan kerja membahayakan kesehatannya dan janin.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ibu hamil di tempat kerja (Shutterstock)
Ibu hamil di tempat kerja (Shutterstock)

Himedik.com - Tidak sedikit karyawan wanita yang sedang hamil dianggap tidak kompeten atau lemah saat bekerja. Secara tidak langsung, hal ini memengaruhi mental sang wanita sehingga mereka mencoba untuk membuktikan stereotip negatif itu salah dengan bekerja lebih keras lagi.

Menurut sebuah studi baru, mayoritas wanita hamil dalam pekerjaan yang menuntut fisik, sekitar 63%, merasakan jenis 'ancaman stereotip' ini.

Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Work & Stress, dilakukan oleh para peneliti dari Washington State University.

Lindsey Lavaysse, penulis utama studi, mengatakan stereotip kehamilan tidak selalu terlihat, tetapi itu benar-benar berdampak pada wanita hamil di tempat kerja.

Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)

Stereotip dapat menyebabkan kecelakaan kerja

Untuk penelitian ini, Lavaysse dan rekan penulis Tahira Probst, profesor psikologi WSU, menyurvei wanita hamil yang bekerja di berbagai industri, termasuk manufaktur, perawatan kesehatan dan ritel. Para responden berada pada tahap yang berbeda dalam kehamilan mereka.

Para peneliti menemukan wanita hamil yang melaporkan mengalami ancaman stereotip tinggi memiliki hampir tiga kali lebih banyak kecelakaan kerja pada akhir periode dua bulan, dibandingkan dengan mereka yang merasakan ancaman stereotip relatif rendah.

Selain itu, ketakutan untuk mengkonfirmasi stereotip ini juga meningkat selama periode dua bulan. Artinya, saat mereka mengalami kemajuan selama kehamilan mereka, pengalaman ancaman stereotip mereka juga meningkat, kata Lavaysse.

Dilansir dari The Health Site, ini adalah studi pertama yang membangun hubungan antara ancaman stereotip kehamilan dan kecelakaan kerja.

Para penulis penelitian menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menemukan variabel yang mungkin mengurangi beberapa stereotip negatif seputar kehamilan dan menciptakan dukungan sosial yang lebih baik untuk memanfaatkan akomodasi kehamilan dan kebijakan cuti hamil.

Berita Terkait

Berita Terkini