Wanita

Istri Ferry Irawan Terkena Stroke, Ketahui Hal yang Harus Dilakukan Segera!

Setiap detik sangat berharga dalam menolong orang yang terkena stroke.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ferry Irawan dan Anggi Novita (Instagram/ferryirawanreal)
Ferry Irawan dan Anggi Novita (Instagram/ferryirawanreal)

Himedik.com - Istri Ferry Irawan terserang stroke saat berada di rumah Raffi Ahmad sepekan yang lalu. Menurut suami Nagita Slavina itu, insiden tersebut terjadi saat mereka makan bersama dan tiba-tiba Anggi jatuh pingsan.

"Kemarin main (Ferry dan Istri) makan-makan biasa aja," kata Raffi Ahmad saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2020).

Seketika orang-orang yang berada di rumah Raffi panik dan menggendong Anggi ke mobil untuk dilarikan ke rumah sakit.

Setelah diperiksa dokter mendiagnosis Anggi dengan stroke dan harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur.

Unggahan Ferry Irawan [Instagram]
Unggahan Ferry Irawan [Instagram]

Menurut Jean D. Luciano, CRNP, Co-Director Stroke Team of the Comprehensive Stroke Center di Penn Medicine, Pennsylvania, ketika seseorang mengalami stroke, setiap detik itu penting.

Apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya saat masa-masa kritis tersebut juga berpotensi membantu menyelamatkan hidup seseorang, kata Luciano.

Stroke sering kali digambarkan sebagai "serangan otak". Sebagian otak 'dirampok' oksigen dan suplai darah yang dibutuhkannya untuk berfungsi, karena pembuluh darah ke bagian otak mengalami gumpalan atau pecah.

Semakin lama stroke tidak diobati, semakin banyak kerusakan otak yang dapat terjadi.

Luciano menjelaskan tiga hal yang penting dilakukan ketika seseorang terkena stroke, dilansir PennMedicine.org.

Ilustrasi stroke. (shutterstock)
Ilustrasi stroke. (shutterstock)

Berikut tiga hal yang harus dilakukan saat seseorang mengalami stroke:

1. Hubungi layanan darurat atau rumah sakit terdekat

“Hal tersulit yang harus Anda lakukan adalah mengenali gejala stroke,” jelas Luciano.

Apabila mengamati gejala apa pun, lebih baik segera hubungi rumah sakit terdekat.

2. Catat saat pertama kali melihat gejala

“Jika seorang saksi melihat seseorang mengalami stroke, akan sangat membantu jika mereka melihat kapan gejalanya dimulai,” sambungnya.

Obat penghilang gumpalan yang disebut tPA, atau aktivator jaringan plasminogen, dapat diberikan kepada pasien. Obat ini berpotensi membalikkan atau menghentikan gejala berkembang.

Tapi itu harus diberikan dalam 4,5 jam setelah dimulainya gejala, kata Luciano.

Pasien juga bisa mendapatkan perawatan endovaskular yang melibatkan pembedahan untuk mengangkat gumpalan penyebab stroke, atau memperbaiki aneurisma.

3. Lakukan CPR, jika perlu

Kebanyakan pasien stroke tidak memerlukan CPR, catat Luciano. Tetapi jika pasien tidak sadar saat ditemukan, periksa denyut nadi dan pernapasannya.

Jika tidak terdeteksi, segera hubungi rumah sakit terdekat dan lakukan CPR sambil menunggu ambulans tiba.

Jika tidak tahu cara melakukan CPR, minta petugas kesehatan untuk memandu. CPR terdiri dari kompresi dada berulang dan stabil, menurut American Heart Association.

Berita Terkait

Berita Terkini